RSS

Hot Stove Rules

14 Feb

Seorang psikolog yang belum lama mengenal saya mencoba memetakan kepribadian saya. Dari ngomong ngalor-ngidul sebentar saja, ia sudah mampu secara tepat mengklasifikasikan kepribadian saya dalam kelompok “compliance”. Sisi “baik” dari kepribadian compliance adalah mengedepankan equal before law dan  haqqul yaqin bahwa the King can do wrong. Sisi “jahat”nya orang berkepribadian compliance adalah segala sesuatu dilihat dengan aturan. Pokok-e semua harus tunduk dan patuh pada aturan.

Saya menganalogikan peraturan dengan traffic light. Akal sehat saya mengalami kesulitan luar biasa kalau harus memahami lampu merah sebagai jalan terus, lampu kuning siap-siap menerabas, dan lampu hijau diartikan sebagai berhenti. Saya tidak dapat membayangkan bagaimana kacaunya kehidupan di dunia ini kalau manusia tidak mempunyai kesamaan persepsi terhadap ketiga lampu pengatur lalu lintas tersebut.

Tetapi Australia memang berbeda dengan Indonesia. Kalau di Indonesia semua bisa diatur dan warna merah, kuning dan hijau dapat berubah-ubah makna sesuai kepentingan seseorang, tidak demikian halnya dengan masyarakat Australia. Tidak satupun petugas keamanan di Australia Open 2006 yang tidak mengenal Maria Sharapova. Tetapi ketika Sharapova lupa membawa / mengenakan identitas resmi yang harus selalu dikenakan di manapun di lingkungan Australia Open 2006, petugas keamanan tidak segan-segan untuk “mengusir” ke luar Sharapova dari acara dinner.

Hot Stove Rules atawa hukum panci membara idealnya diterapkan tanpa malu-malu. Jika seseorang menyentuh – atau kalau berani memegang- panci membara, ia akan mengalami panas yang sama dan dirasakan seketika. Panci membara pun tidak diskriminatif, siapapun akan merasakan sakit karena kepanasan.

Persoalannya, manusia kan bukan panci yang tidak diskriminatif. Manusia di mana saja sama saja. Tidak usah berharap banyak. Only in God we trust.

Pamulang, 10 Maret 2006.

Wisanggeni

 
Leave a comment

Posted by on February 14, 2011 in Selasar

 

Leave a comment